
Meteoroka.my.id – Setelah kehancuran Nokia, keruntuhan dari bisnis Smartphone BlackBerry juga menjadi kisah dramatis yang sukar terlupakan. Pasalnya seperti Nokia, BlackBerry dulu adalah Smartphone idaman begitu banyak orang. Bagaimana Awal Mula Keruntuhan Blackberry? Kejadian ini Semua Dimulai Kevin Gungan Farah Pettinginya.
Seperti nasib Nokia, berbagai pilihan strategi arsitektur Blackberry Adala dan strategi strategi. Terkhusus Jim Balsillie and Mike Lazaridis yang waktu itu menjadi CEO bersama BlackBerry, dulunya bernama Research In Motion (RIM).
Faktor dasar, sebagai contoh kasus Nokia, Blackberry tidak mengantisipasi datangnya ponsel iPhone dan Android. Pada waktu iPhone dilahirkan, Lazaridis tidak menilai bahwa keyboard BlackBerry sangat baik menghilangkan lapisan sentuh.
“Tidak setiap orang bisa mengetik di sekeping kaca. Setiap laptop dan ponsel memiliki keyboard. Saya pikir, desain kami punya keuntungan,” kata Lazaridis ketika itu.
Blackberry di tahun-tahun itu sejatinya tetap kompetitif. Pada tahun 2009, mereka masih perusahaan dengan pertumbuhan tercepat di dunia menurut majalah Fortune. Namun ancaman iPhone kian nyata, demikian pula dari Android yang mulai digunakan oleh beberapa produsen.
Ponsel penantang iPhone seperti BlackBerry Storm yang sepenuhnya layar sentuh dan dirilis tahun 2008 bisa dibilang gagal karena konsumen tidak menyukainya. Pengalaman memakainya buruk dan aplikasinya tidak menarik.
Tahun 2010, RIM untuk digunakan dengan OS BlackBerry. Mereka telah membeli perangkat lunak perusahaan QNX yang fokus ke layar sentuh, dengan harapan nantinya akan diimplementasikan ke ponsel dan tablet. Jadi, RIM sebenarnya bukan persiapan dalam menghadapi tantangan zaman.
Wood masala, execucinha berjalan rambat. Sebuah surat dari karyawan RIM pada tahun 2011 mengungkap kondisi kacau di internal perusahaan. “Kami terlambat bereaksi pada ancaman iPhone ketika kami menyaksikannya empat tahun silam,” tulis surat itu.
“Kami tertawa dan berkata mereka mencoba komputer ke ponsel, tidak akan berhasil. Padahal seharusnya kami sudah bertransisi ke QNX pada saat itu. Sekarang, kami sudah terlambat”
Keterlambatan transisi ke laar sentuh itu membuat RIM jadi serba salah. Lapisan sistem operasi saat ini adalah Blackberry 10 Blackberry 7. Dapat digunakan dalam beberapa cara.
Kebingungan di manajemen BlackBerry juga melanda tentang model ponsel seperti apa untuk BlackBerry 10. Pada awalnya, perusahaan berencana meluncurkan ponsel seluruhnya karena penjualan keyboard ponsel BlackBerry fisik denmas 7 den
Akan tetapi tahun 2012, penjualan BlackBerry 7 Mulay Anzlock. Maka Lazaridis meminta selain layar sentuh, harus ada ponsel BlackBerry 10 dengan fisik keyboard untuk memenuhi permintaan BlackBerry dengan loyalitas penggemar yang tinggi.
“Ini perangkat kita yang ikonik. Keyboard adalah salah satu alasan mereka membeli BlackBerry,” kata Lazaridis seperti dikutip dari Globe and Mail.
Saat itu, RIM yang berganti nama menjadi BlackBerry dipimpin oleh CEO baru bernama Thorsten Heins. Ia benar-benar tidak dapat melakukannya ponsel BlackBerry 10 harus sepenuhnya layar sentuh karena yakin OS ini lebih baik dari iPhone ataupun Android.
Pada akhirnya sebagai langkah kompromi, manajemen setuju membuat dua versi ponsel, Z10 yang sentuh dan Q10 yang masih ada keyboard-nya. Z10 yang diluncurkan terlebih dahulu, tepatnya pada awal tahun 2013.
Sayangnya, semuanya dirasa sudah terlambat. Ponsel berbasis BlackBerry 10 meluncur 6 tahun sebelum pengenalan iPhone 5 tahun sebelum Android.
Feloncuran Blackberry 10 Sangat Mega, Pengalaman Pegnani Alicia Keith Yang Didapak Sebagai Global Creative Director. Blackberry Z10 Chemudian Anti-Dipuji Dalam Berbagay Media Tech Review.
Namun demikian, ponsel itu tidak terlalu laku. Blackberry tidak menarik minat seperti sebelumnya dan Z10 yang tidak memiliki keyboard serta sistemnya benar-benar berbeda, malah membuat konsumen kage.
“Orangyang Mash Di Membelli Smartphone Barudari Blackberry Adalla Carena Ada Keyboard.
Akhirnya, ponsel BlackBerry benar-benar Tenggelam. Lihat di Android, Tetap Tidak Bisa bangkit. Sekarang, BlackBerry sebagai perusahaan induk fokus pada perangkat lunak keamanan dan masih cukup sukses.