Setelah jeda singkat, ZTE kembali memasuki pasar HP di Indonesia. Bisakah mereka masuk lima besar produsen ponsel terbesar di Indonesia?
Keraguan ini muncul karena ketatnya persaingan memperebutkan posisi lima besar produsen ponsel di Indonesia. Hal ini terlihat dari penyalaan secara triwulanan antara Oppo, Samsung, Vivo, Xiaomi dan Realme.
Berdasarkan data IDC, pada kuartal kedua tahun 2022, pengiriman ponsel turun 10% dari tahun ke tahun. Dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2022, pengiriman ponsel pada kuartal kedua tahun 2022 meningkat sebesar 6,9%.
Tercatat hanya Oppo yang mengalami pertumbuhan pengapalan year-on-year, sedangkan pabrikan lain di daftar lima besar mengalami penurunan.
Pada acara peluncuran produk ini, Selasa (20/9/2022), menurut Joy Wahudi, Wakil Presiden Direktur Irajaya Swasembada, satu dari 5 merek ponsel turun, rata-rata harga ponsel naik.
“Menurut saya, kami melihat banyak merek, 5 merek, harga jual rata-ratanya sedikit naik. Saya kira volumenya berkurang,” pungkas Joy di sesi tanya jawab.
Namun menurutnya, kenaikan harga rata-rata ponsel ini memiliki celah yang bisa diisi ZTE. Sementara itu, ZTE mengaku percaya dengan kualitas produknya untuk mampu bersaing dengan 5 merek ponsel teratas di Indonesia.
Mei Zhonghua, Senior VP Asia dan CIS ZTE Corporation di acara yang sama.
Ia juga mengatakan bahwa ZTE akan meluncurkan lebih banyak produk di Indonesia di masa depan. Namun, dia tidak secara tegas merinci produk mana yang akan dibawa ke Indonesia selanjutnya. Namun, saat presentasi, ZTE terlihat memamerkan ponsel andalan terbarunya, ZTE Axon 40.
